"SUGENG RAWUH ING SOTO SIMAK" itulah tulisan banner yang terpampang pada sebuah warung soto sederhana di kawasan Jl. Kranggan. Lebih detailnya jika dari Tugu Pal Putih (Tugu Jogja) silahkan ke utara sampai di sisi timur terlihat SPBU Kranggan. Belok masuk gang di depannya sekitar 100 m dan tepat di selatan jalan.
Senin, 22 Juli 2013
Senin, 15 Juli 2013
Prada Coffee Shop: Ngopi Setelah Belanja Buku
"Secangkir kopi adalah jembatan kenangan dan komunikasi yang paling hangat, dan bersamanya, kita bisa menciptakan momen-momen spesial dalam secercah perjalanan hidup." -The Coffee Memory-
Suasana Prada Coffee Shop |
Suasana Prada Coffee Shop |
Bagi saya kopi lebih dari sekedar minuman, kopi adalah jiwa. Karena itulah saya suka sekali jika berlama-lama di cafe. Dulu sekali sekitar 7 tahun yang lalu saya punya coffee shop favorit di sekitar Sagan Jogja, namanya Deket Rumah. Banyak kenangan tertinggal di sana tapi sudahlah, cafe itu sudah tutup.
Dari sekian banyak cafe yang menjamur di Jogja saya akhirnya mencoba sebuah Cafe yang unik karena letanya yang nempel di sisi utara Toko Buku Toga Mas Jl. Suroto Kota baru. Jujur saya penasaran dengan Cafe yang konon katanya pindahan dari sebuah Cafe di Jalan Afandi ini dan yang penting di sisni ada Affogato.
Kenapa Affogato? Karena saya belum pernah mencicipi dessert yang satu ini dengan alasan soul-nya ga pas. Berhubung kali ini saya merasa sudah siap lahir bathin untuk mencoba Affogato maka saya meluncur berdua bareng Gembul.
Sampai di sana yang saya lakuan pertama adalah...belanja buku. Mumpung deket jadi sekalian, setelah itu kami baru duduk dan menikmati sore berdua. Kita daper tempat pas ditengah Cafe, tidak lama ada mas-mas yang memberi daftar menu dengan bentuk yang sangat sederhana tetapi unik.
Daftar Menu |
Daftar Menu |
Daftar Menu |
Daftar Menu |
Sesuai rencana saya memesan Affogato sedangkan Gembul tetap pada pendiriannya yaitu Coklat dan pilihan dia adalah Ice Vanilla Choco serta French Fries.
Affogato |
Mungkin banyak yang bertanya apa itu Affogato. Secara bahasa artinya tenggelam yang maksudnya adalah Ice Cream/Gellato rasa Vanilla yang tenggelam (diguyur) dalam Single Shot Espresso. Untuk rasa sangat unik, perpaduan manis Ice Cream (di sini pakai Ice Cream) dan pahit Espresso menyatu menimbulkan suatu rasa baru yang mengesankan. Sebuah filisofi baru muncul saaat itu, dimana dalam hidup memang selalu ada yang manis dan pahit. Tetapi jika kita bisa menyatukan pahit dan manis itu pasti muncul kenikmatan yang terwujud dalam rasa syukur.
Ice Vanilla Choco |
Untuk Ice Vanilla Choco bagi saya rasanya lumayan tetapi bagi Gembul terlalu pahit. Sepertinya dia memang selau suka yang cenderung manis. Nyaris lupa, kami pesan juga Signature Hot Choco dan Hot Hazelnut Latte.
Signature Hot Choco |
Hot Hazelnut Latte |
Over all memuaskan. Sebuah tempat yang layak untuk menghabisakan waktu sore sembari mambaca ataupun sekedar bercerita.
Selamat mencoba.
Tabik.
Dawet Hitam Jembatan Butuh Pak Wagiman: Sensasi "Saru" yang Manis
Namanya memang agak kontroversial dan saru, tetapi apa daya itulah yang banyak dikenal masyarakat. Sebenarnya warung yang berada di tepi jalan utama penghubung Purworejo dengan Kutoarjo ini memiliki nama Dawet Ireng Wetan Jembatan Butuh Pak Wagiman, dari situlah muncul istilah Dawet Je**ut yang merupakan singkatan dari Dawet Jembatan Butuh.
Semangkuk Dawet Ireng/Hitam |
Saat itu saya bersama Cungkring mampir setelah njagong manten teman di Kutoarjo. Merupakan suatu keputusan yang bijak kala itu, karena cuaca yang panas mendukung kita untuk lebih menikmati semangkuk Es Dawet.
Warung Dawet Ireng Jembut |
Simbah Sibuk Meracik |
Simbah Melayani Pelanggan |
Satu hal yang mungkin bagi beberapa kalangan terkejut meskupun bagi saya wajar yaitu harga. Harga semangkuk es dawet ini dibanderol Rp. 3.000,-. Sebuah harga yang bagi saya cukup worthed untuk semangkuk dawet bercitarasa unik dan menyegarkan.
Salah satu sudut warung |
Peta Lokasi |
Selamat mencoba.
Langganan:
Postingan (Atom)